Sisi lain Kota Palu – Bagi kamu yang
hobby dunia adventure, Kota Palu adalah tempatnya. Kenapa? Dengan
beragam dimensi alam dapat kita jumpai dikota ini. Komunitas Jeep Palu
(16/08) melakukan Jelajah Alam Tanah Kaili atau yang disingkat JELATAH
KAILI. Mengambil route cukup panjang sejauh 40 Km dengan kondisi alam
yang cukup menantang di Kecamatan Tawaeli.
Sebanyak 35 kendaraan roda empat
berspesifikasi Jeep dan berputaran 4×4 menjajal alam Tawaeli. Dimulai
dari Pantoloan Boya menyeberangi sungai kering dengan kontur berpasir
dan berbatu. Satu persatu mobil mencoba peruntungan di tempat tersebut.
Raungan mesin membuat sejumlah warga berbondong-bondong menyaksikan
atraksi tersebut. Bahkan mereka bertepuk tangan sambil berteriak saat
ada kendaraan yang lolos melewati handicap. “Kami tidak menyangka ada
atraksi seperti ini ditempat ini”. Kata Herman, salah seorang warga.
Perjalanan dilanjutkan walaupun sejenak
terhenti, dikarenakan ada dua buah kendaraan mengalami kerusakan dan
langsung diperbaiki oleh mekanik yang sengaja diikutsertakan. Babak
berikut rombongan melewati sungai yang dialiri air dan berkontur
berbatuan. Di route ini seluruh kendaraan tidak mengalami kendala
berarti. Namun pemandangan yang indah membuat peserta berdecak kagum.
Selanjutnya dari Dusun Ova rombongan menuju Danau Sibili di Kelurahan
Pantoloan dan sejenak beristirahat sambil menikmati bekal untuk makan
siang karena jam telah menunjukan Pukul 12.47 Wita.
Sekilas Danau Sibili
Danau Sibili adalah sebuah kawasan
wisata dengan luas kurang lebih 2 Ha terketak di sebelah timur Kelurahan
Pantoloan. Jaraknya pun sangat dekat dari Pintu Utama Pelabuhan
Pantoloan. Dulu kawasan danau ini berhutan lebat dan berawa-rawa karena
tidak mendapat perhatian dari Pemerintah maupun masyarakat sekitarnya.
Sejak Tahun 2007, Pemerintah Kecamatan Palu Utara yang waktu itu
dipimpin Sudaryano Lamangkona menggagas dan mengajak masyarakat untuk
membuka jalan lingkar danau, membersihkan dan mengeruk kembali danau
tersebut, sehingga saat ini dapat dimanfaatkan masyarakat untuk sekedar
berekreasi dan melakukan aktivitas pemancingan. Tahun 2008 dan 2009
berturut-turut ditebar bibit ikan mujair, nila dan bawal sejumlah 15
ribu ekor. “Sekarang ikannya sudah besar-besar sebesar sadel motor
bahkan lebih,” Ujar Hasan, sambil melempar pancingnya.
Selesai rehat, rombongan melanjutkan
perjalanan menuju Kawasan Ekonomi Khusus di Kelurahan Baiya. Jalan yang
ditempuh baru saja selesai diperlebar dan dikerja dalam rangka
pembangunan infrastruktur Kawasan yang akan segera diresmikan.
Selanjutnya rombongan menyusuri jalan yang telah tertutup oleh
pohon-pohon akibat sejak lama tidak difungsikan. Berbekal alat GPS arah
jalan dapat terpantau walaupun kondisi jalan sangat rusak parah, akibat
tergerus oleh air ketika hujan. Kondisi jalan yang naik dan turun cukup
terjal karena terletak diperbukitan, membuat jantung cukup memacu
adrenalin. Karena dunia Adventure memiliki beragam tantangan maka
perjalanan tersebut sangat menyenangkan. Diselingi dengan pemandangan
yang cukup mengasyikan.
Rombongan terhenti diakibatkan adanya
badan jalan yang menganga karena tergerus.air bahkan nyaris putus.
Sedikit mencemaskan karena disisi kanan jalan seukuran mobil tersebut
terdapat jurang yang cukup dalam dan sangat terjal. Setelah mempelajari
dan mengamati kondisi sekitar maka diputuskan untuk memangkas beberapa
ranting pohon berduri yang cukup mengganggu jalan. Setelah cukup bersih
dan terbuka maka kendaraan pertama atau leader menyusuri jalan sempit
antara lobang dan jurang disisi kanan.
Dengan hati-hati dan dipandu oleh
rekan-rekan lain akhirnya kendaraan pertama bisa lolos dengan baik.
Selanjutnya disusul oleh kendaraan lainnya. Waktu telah menunjukan Jam
17.35 ketika seluruh kendaraan telah berkumpul kembali di sekitar Pasar
Induk Vinase, Kelurahan Baiya, Kecamatan Tawaeli untuk selanjutnya
menuju Bukit Sofa, Kelurahan Talise, Kecamatan Mantikulore. Dalam hati
saya bergumam “luasnya Kotaku dengan beragam dimensi dan masyarakatnya
yang ramah dan familiar setiap menyambut tamu yang datang”.