Bank Indonesia (BI) menilai perlambatan ekonomi nasional masih lebih baik dibandingkan banyak negara berkembang lain yang pertumbuhan ekonominya negatif. Pernyataan bank sentral ini merupakan respons atas koreksi berulang Asean Development Bank (ADB) terhadap proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Kalau kita bandingkan dengan beberapa negara berkembang besar yang pertumbuhan ekonominya minus 3 persen, tetapi kita masih bisa positif 4,7-4,8 persen. Kita syukuri moga-moga akan bisa lebih baik lagi di tahun 2016,” tutur Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo di Kompleks Kantor Pusat BI, Jakarta, Jumat (4/12).
Sebelumnya, ADB kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun ini menjadi 4,8 persen, dari prediksi sebelumnya 4,9 persen pada September. Merosotnya kinerja ekspor dan lambatnya penyerapan anggaran pemerintah dinilai jadi penghambat
Menurut Agus, prediksi ADB masih sesuai dengan ramalan BI yang untuk memprediksi pertumbuhan ekonomi 2015 di kisaran 4,7 – 5,1 persen.
“Tetapi itu juga menunjukkan bahwa begitu banyak institusi dunia yang melihat Indonesia dan kemudian melakukan assessment,” kata Agus.
Sementara untuk tahun depan, Agus mengatakan BI memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh sekitar 5,2-5,6 persen. Konsumsi domestik dan investasi diyakini akan jadi motor penggeraknya.