» » » » » Teknologi Budidaya Udang Supra Intensif Semakin Diminati

Teknologi Budidaya Udang Supra Intensif Semakin Diminati

Penulis By on Tuesday, November 3, 2015 | No comments

Palu - Teknologi budidaya udang Supra Intensif Indonesia (SII) semakin diminati para pelaku usaha di bidang perudangan dan pengusaha sektor lainnya, dan bila replikasi teknologi ini berkembang, diyakini akan menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil udang terbesar di dunia.

Tingginya minat pelaku usaha terhadap teknologi budidaya udang SII ini terlihat dari banyaknya peserta seminar Indonesian Aquaculture 2015 di Tangerang, pekan lalu, saat menampilkan pembicara Dr Ir Hasanuddin Atjo, MP dengan topik "Budidaya udang teknologi supra intensif menuju akuakultur modern."

Hasanuddin Atjo yang merupakan penemu teknologi budidaya udang SII ini mengemukakan di Palu, Senin, ia sangat gembira karena berbagai kalangan menyambut antusias teknologi hasil karya anak bangsa dan telah direplikasi di berbagai daerah sejak 2013.

Seminar itu, katanya, dihadiri oleh ratusan pelaku usaha udang yang sudah malang melintang dalam bisnis udang serta pelaku usaha baru bahkan pelaku usaha di bidang lain seperti logistik dan industri mesin juga tertarik dengan teknologi SII.

Motivasi mereka hadir, kata Atjo, hanya ingin mendengarkan bagaimana konsistensi produksi supra intensif, bagaimana perkembangan teknologinya hingga dimana saja teknologi telah direplikasi, termasuk bagaimana penanganan limbahnya.

Dalam paparanya, Atjo menyampaikan bahwa pengertian supra intensif adalah mengimplementasikan secara konsisten dan terkontrol lima sub sistem buddidaya yang dimulai dari penggunaan benih bermutu, kecukupan nutrisi, pengendalian patogen yang dikemas dalam satu manajemen modern.

SII yang diluncurkan pada 2013 hingga saat ini tercatat sebagai teknologi budidaya yang ramah lingkungan dan paling produktiv di dunia dengan angka produktivitas 153 kilogram per hektare.

Dalam diskusi sepanjang seminar, kata Atjo, tidak ada lagi yang meragukan teknologi ini karena sejak ditemukan pada 2011, sudah beberapa daerah mereplikasi teknologi ini seperti Sulsel, Sulteng dan NTT dengan variasi luas tambak dari 75 meter persegi sampai 1.200 meter persegi dengan produktifitas antara 12-17 kg per meter persegi atau 6-7 kg per meter kubik.

"Saat ini juga dikembangkan nursery (pembibitan) modern dan mesin alat penangkaplimbah mekanis untuk meninggalkan penanganan limbah konvensional," ujar Atjo yang juga Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng itu. 

Ia mengemukakan bahwa Indonesia akan menjadi penghasil udang terbesar dunia bila dapat memanfaatkan teknologi ini secara terkendali.

Teknologi ini juga akan membantu Indonesia dalam mengatasi masalah kemiskinan, penyerapan tenaga kerja, pemenuhan pangan dan gizi, penanganan lingkungan serta pertumbuhan ekonomi.

Ketua Shrimp Club Indonesia (SCI) Sulawesi dan Maluku ini mengemukakan bahwa bahwa salah satu persoalan dunia ke depan adalah penyedian pangan termasuk protein dari ikan.

Badan Pangan Dunia (FAO) mencatat produksi ikan dunia pada 2013 sekitar 190 juta ton dan kontribusi akuakultur (perikanan budidaya) sudah sebesar 50 persen. Sementara produksi perikanan Indonesia 2014 sebesar 19 juta ton dengan kontribusi akuakultur 13 juta ton dan 10 juta ton dari rumput laut.

Ke depan, katanya, peran akuakultur akan lebih dominan mengingat sumberdaya ikan tangkap sudah berada di ambang batas. Karena itu Indonesia membutuhkan penerapan akuakultur modern yang dicirikan tidak membutuhkan lahan luas, produktifivitas tinggi, dapat diprediksi (terukur), biaya produksi per unit yang lebih murah serta ramah lingkungan.

"Teknologi budidaya udang supra intensif Indonesia memiliki semua kualifikasi tersebut, karena itu, teknologi ini smeakin diminati," ujarnya.
Baca Juga Berita Terkait Lainnya
 
Selamat Datang Di Detik Sulteng I Nomor Telepon Penting : Polda Sulteng – 0451 429701/455095/422522 I Polresta Palu – 0451 421015/457786/453551 I Polsek Palu Barat – 0451 453207 I Polsek Palu Selatan – 0451 481215 I Polsek Palu Timur – 0451 411441 I Sulteng Emergency Service 119 (SES) – 0451-41194 I Pemadam Kebakaran – 0451 423113 I Gegana – 0451 429701/421115 I Kodim – 0451 421913 I PDAM – 0451 482469/482616 I Pelni (Informasi) – 0451 421696 I PLN Area Palu – 0451 423359/421488 I PLN Kamonji – 0451 455666 I PLN Unit Gangguan – 0451 455222 I RSU Anutapura – 0451 90320212 I RSU Bala Keselamatan – 0451 425351/42176 I RSU Budi Agung – 0451 421360 I RSUD Undata – 0451 421470 I Bandara Mutiara (Informasi) – 0451 481702/483714