Palu - Sejumlah petani di Sulawesi Tengah menyambut gembira harga cengkih dan kakao di pasaran lokal yang kembali membaik setelah sebelumnya terpuruk.
Yefet, seorang petani
cengkih di Wilayah Pantai Timur, Kabupaten Parigi Moutong, Minggu, mengatakan
membaiknya harga komoditas itu di pasaran membuat petani merasa lega.
Ia mengaku sebelumnya harga cengkih di tingkat pengumpul sempat merosot tajam hingga Rp90 ribu per kilogram. Kini harga komoditas perkebunan tersebut kembali naik menjadi sekitar Rp120.000 per kilogram.
Ia mengaku sebelumnya harga cengkih di tingkat pengumpul sempat merosot tajam hingga Rp90 ribu per kilogram. Kini harga komoditas perkebunan tersebut kembali naik menjadi sekitar Rp120.000 per kilogram.
Harga cengkih di
pasaran pernah naik hingga mencapai Rp145.000 per kilogram.
Hal senada juga
disampaikan Berti (47), seorang petani kakao di Desa Rahmat, Kabupaten Sigi. Ia
membenarkan harga kakao yang sebelumnya sempat turun menjadi sekitar Rp19.000 per
kilogram, kini berangsur-angsur naik menjadi berkisar Rp30 ribu per kilogram.
Kenaikan harga kedua
komoditas unggulan petani Sulteng itu menguntungkan petani yang selama ini
hanya menggantungkan penghasilan keluarga dari hasil kebun.
"Kalau harga membaik,
tetapi ikut senang dan sebaliknya," kata dia.
Sementara harga karet
mentah di pasaran saat ini hanya sekitar Rp5.000 per kilogram, biji kopi
Rp27.000 dan kopra Rp7.000 per kilogram.
Kepala Seksi Usaha dan
Sarana Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulteng Rudi Zulkarnin
membenarkan harga cengkih dan kakao di pasaran dalam sepekan terakhir mengalami
kenaikan dari sebelumnya.
Dengan kenaikan
tersebut, petani bisa tersenyum lagi karena harga jual kakao dan cengkih telah
membaik kembali.